Jumat, 16 September 2011

Temuan Arkeologis dari Kaum Tsamud

Temuan Arkeologis dari Kaum Tsamud


Dari berbagai kaum yang disebutkan dalam Al Quran, Tsamud ada-lah kaum yang saat ini telah banyak diketahui keberadaannya. Sumber-sumber sejarah mengungkapkan bahwa sekelompok orang yang disebut dengan kaum Tsamud benar-benar pernah ada.
Penduduk Al Hijr yang disebutkan dalam Al Quran diperkirakan adalah orang-orang yang sama dengan kaum Tsamud. Nama lain dari Tsamud adalah Ashab Al Hijr (Penduduk Al Hijr). Jadi kata ?Tsamud? merupakan nama kaum, sementara kota Al Hijr adalah salah satu dari beberapa kota yang dibangun oleh kaum tersebut.
Ahli geografi Yunani, Pliny sepakat dengan ini. Pliny menulis bahwa Domatha dan Hegra adalah lokasi tempat kaum Tsamud berada, dan kota Al Hegra inilah yang menjadi kota Al Hijr saat ini.

Kamis, 15 September 2011

Nabi Shalih dan Kaum Tsamud

Nabi Shalih dan Kaum Tsamud
(ditulis oleh:Al-Ustadz Abu Muhammad Harits)

Bangsa Tsamud dapat dikatakan sebagai bangsa ‘Aad yang kedua. Mereka tinggal di daerah Hijr (sekitar 300 km utara Madinah arah Jordania) dan sekitarnya. Bangsa ini memiliki peternakan dan pertanian yang demikian berlimpah. Kenikmatan demi kenikmatan datang silih berganti. Mereka mampu mengubah bumi yang datar menjadi istana yang mempunyai hiasan begitu indah. Juga gunung-gunung cadas menjulang mereka ubah menjadi gedung-gedung yang indah. Namun mereka tidak mengakui bahwa semua nikmat itu berasal dari Allah l. Mereka mengingkari itu semua. Yang lebih parah lagi, mereka melakukan peribadatan kepada selain Allah l.
Allah l  kemudian mengutus kepada bangsa Tsamud, saudara mereka yang berasal dari kabilah mereka sendiri, yakni Nabi Shalih q. Mereka telah mengenal silsilah keturunan dan kedudukan Nabi Shalih q, juga keutamaan, kemuliaan, kejujuran, serta sikap amanahnya.

Selasa, 13 September 2011

Madain Saleh: Sisa Kehancuran Kaum Tsamud


Dalam Alquran banyak sekali dijelaskan tentang kehancuran bangsa-bangsa (kaum) yang tidak mau beriman kepada Allah SWT. Di antaranya, bangsa ‘Ad (umat Nabi Hud), kaum Tsamud (umat Nabi Saleh), bangsa Madyan (umat Nabi Syu’aib), kaum Nabi Ibrahim, serta kaum Nabi Nuh.
Seperti umat lainnya, umat Nabi Saleh, yaitu kaum Tsamud, juga dihancurkan karena mereka tidak mau beriman kepada Allah SWT dan tidak mengakui Saleh sebagai seorang Nabi. Mereka dihancurkan oleh Allah SWT dengan petir yang menggelegar sehingga meruntuhkan bangunan tempat tinggal mereka.
”Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tshamud.” (QS Hud ayat 67-68).
Sebelum mereka dihancurkan dengan suara petir yang menggelegar, bangsa Tsamud ini diperintahkan untuk menyembah Allah dan mengikuti ajakan Nabi Saleh. Namun, mereka enggan melakukannya. Bahkan, ajakan itu justru dianggap menghina kaum Tsamud. Lalu, ketika diuji dengan diberikan seekor unta betina, mereka pun membunuhnya. Kemudian, Nabi Saleh memperingatkan umatnya. Cerita ini terdapat dalam surah Hud ayat 61-62 dan 65-68, Ibrahim ayat 9, Al-A’raf ayat 75-77, An-Naml ayat 47-50, Al-Qamar ayat 23-26, dan Asy-Syu’araa’ 141-158.
Karena sikap sombong dan angkuh itu, mereka pun harus menerima akibat dan dihancurkan oleh Allah SWT sebagaimana telah dilakukan pada kaum ‘Ad, umatnya Nabi Hud.

Situs Peninggalan Kaum Tsamud (Bagian 1)


Mada'en Shaleh, Situs Peninggalan Kaum Tsamud (Bagian 1)



Oleh: Noordin Hidayat
SOURCE: 
 NOORDIN HIDAYAT
Mada’en Shaleh (perkampungan Nabi Shaleh), adalah situs peninggalan kaum Tsamud, umat Nabi Shaleh, yang sudah berusia ribuan tahun. Terletak di sebelah utara daratan Saudi Arabia, 380 km dari kota suci Madinah Al-Munawwarah.

Situs Peninggalan Kaum Tsamud (Bagian 2-Habis)


Mada'en Shaleh, Situs Peninggalan Kaum Tsamud (Bagian 2-Habis)

http://esq-news.com/perjalanan/2010/10/04/madaen-shaleh-situs-peninggalan-kaum-tsamud-bagian-2-habis.html
Oleh: Noordin Hidayat
Qasr al-Bint
Demi matahari dan sinarnya di pagi hari...
Demi bulan apabila ia mengiringi...
Demi siang apabila ia menampakkan diri...
Demi malam apabila ia menutupi. ..
Demi langit dan seluruh binaanNya...
Demi yang ada di permukaannya...
Demi jiwa dan penyempurnaannya…
Seolah-olah tengah berada di kerumunan kaum Tsamud, di depan sorotan kamera video Sony, cuplikan ayat Al-Qur’an surat As-Syams itu dikumandangkan Ary Ginanjar di sela-sela bebatuan hamparan padang Mada’en Shaleh di penghujung Ramadhan lalu. Langit mulai menunjukkan warna merah jingga. Matahari pun mulai surut, tinggal separuh. Sun set di Mada’ en Shaleh.